Penyimpangan sekunder terjadi ketika seseorang yang telah dilabeli menyimpang mulai menerima label tersebut dan bertindak sesuai dengan label tersebut. Contohnya, seorang remaja yang awalnya hanya sekali mencuri karena iseng, namun setelah dicap sebagai 'pencuri' oleh lingkungannya, ia justru semakin sering mencuri karena merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk diterima. Label ini kemudian memengaruhi perilaku dan interaksi sosialnya, menjadikannya semakin terisolasi dan terjerumus dalam perilaku menyimpang yang berkelanjutan. Pemahaman mengenai penyimpangan sekunder penting untuk intervensi yang tepat dan menghindari pelabelan negatif yang memperburuk keadaan.