Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Sulawesi Selatan, dipimpin oleh Kahar Muzakkar, memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam di wilayah tersebut. Latar belakang gerakan ini adalah kekecewaan terhadap pemerintah pusat terkait integrasi anggota Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Pemberontakan ini berdampak signifikan terhadap stabilitas politik dan keamanan di Sulawesi Selatan, serta memakan waktu lama untuk ditumpas oleh pemerintah.