Tembang Macapat Maskumambang memiliki paugeran atau aturan yang baku, meliputi guru gatra (jumlah baris dalam satu bait), guru wilangan (jumlah suku kata dalam setiap baris), dan guru lagu (bunyi vokal terakhir setiap baris). Maskumambang biasanya digunakan untuk menggambarkan kesedihan, keprihatinan, atau penyesalan, sering kali terkait dengan kematian atau kehilangan.