Perebutan pengaruh antara golongan Teuku (bangsawan sipil) dan Tengku (bangsawan ulama) merupakan dinamika penting dalam sejarah Aceh. Konflik ini seringkali dipicu oleh perbedaan pandangan tentang kekuasaan, agama, dan ekonomi, serta berdampak signifikan pada stabilitas politik dan sosial di wilayah tersebut.