Serotinus, atau kehamilan lewat waktu, terjadi ketika kehamilan berlangsung lebih dari 42 minggu. Patofisiologi pasti dari serotinus masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang berkontribusi meliputi masalah dengan plasenta, kelainan pada hormon kehamilan, dan faktor genetik. Kehamilan serotinus dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi, sehingga pemantauan ketat dan intervensi medis mungkin diperlukan.