Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., baru-baru ini mengemukakan kemungkinan veto terhadap rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk mempromosikan pendidikan seks yang komprehensif di sekolah-sekolah di seluruh negeri. Ancaman veto ini muncul di tengah perdebatan sengit mengenai isi dan cakupan pendidikan seks, dengan beberapa pihak khawatir mengenai implikasinya terhadap nilai-nilai tradisional dan peran orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Dampak dari keputusan Marcos Jr. ini dapat secara signifikan membentuk masa depan pendidikan seks di Filipina.