Dalam tata bahasa Jawa, kecap rajekan dwilingga merujuk pada kata ulang yang diucapkan atau ditulis dua kali secara utuh. Fungsinya adalah untuk memberikan penekanan, menunjukkan intensitas, atau menyatakan banyak. Contohnya antara lain 'bocah-bocah' (anak-anak), 'omah-omah' (rumah-rumah), dan 'mlaku-mlaku' (berjalan-jalan). Pemahaman tentang kecap rajekan dwilingga penting untuk menguasai bahasa Jawa dengan baik.