Geguritan, sebagai bentuk puisi tradisional Jawa, seringkali mengandung 'gambar' atau imaji yang lebih dari sekadar kata-kata. 'Gambar' ini bisa merujuk pada metafora, simbolisme, atau bahkan visualisasi yang terinspirasi oleh alam, budaya, atau emosi. Memahami 'gambar' dalam geguritan membutuhkan kepekaan terhadap konteks budaya Jawa dan kemampuan untuk menginterpretasi makna tersembunyi di balik kata-kata. Dengan menganalisis 'gambar' tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan dan nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penyair.