Kata ulang dan tanda hubung sering digunakan dalam bahasa Indonesia untuk berbagai tujuan, seperti menyatakan intensitas, keberagaman, atau peniruan bunyi. Contohnya, 'anak-anak' (intensitas), 'sayur-mayur' (keberagaman), dan 'kucing itu mengeong-ngeong' (peniruan bunyi). Penggunaan tanda hubung sangat penting untuk membedakan makna kata ulang yang berbeda.