Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830), atau Perang Diponegoro, dilatarbelakangi oleh berbagai faktor kompleks. Beberapa penyebab utamanya meliputi: (1) Campur tangan Belanda dalam urusan keraton Yogyakarta, (2) Pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda di atas tanah makam leluhur Diponegoro, (3) Beban pajak dan pungutan yang memberatkan rakyat, (4) Kekecewaan kaum bangsawan terhadap kebijakan Belanda, (5) Penyebaran agama Kristen yang dianggap mengancam agama Islam, (6) Penindasan terhadap petani oleh para pemilik modal yang didukung Belanda, dan lain-lain. Gabungan dari faktor-faktor ini menciptakan ketidakpuasan mendalam yang memicu perlawanan bersenjata yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.