Perlawanan Kesultanan Demak terhadap Portugis dilatarbelakangi oleh berbagai faktor kompleks, mulai dari ambisi monopoli perdagangan rempah-rempah oleh Portugis yang merugikan pedagang lokal, penyebaran agama Katolik yang dianggap mengancam agama Islam, hingga perebutan kekuasaan politik di wilayah pesisir Jawa. Intervensi Portugis dalam urusan internal kerajaan-kerajaan Jawa juga memicu kemarahan Demak, yang saat itu menjadi kekuatan utama di wilayah tersebut. Sentimen anti-Portugis semakin kuat seiring dengan tindakan kekerasan dan penindasan yang dilakukan oleh Portugis terhadap penduduk pribumi, memicu perlawanan bersenjata yang berlangsung selama beberapa dekade.